A homepage subtitle here And an awesome description here!

Jumat, 23 Maret 2018

Helicopter Milik TNI AD (Indonesia)

Pada umumnya ada dua kategori Helikopter (CMIIW) yang digolongkan berdasar pada fungsi serta tugasnya dalam menjalankan suatu operasi militer. Kelompok yang pertama yaitu kelompok Heli Serbu (assault heli) serta yang kedua yaitu Heli Serang (attack Heli). Heli Serbu umumnya dipakai untuk mengangkut pasukan kedaerah operasi. Heli jenis ini umumnya cuma mempunyai senjata ‘seadanya’ untuk melindungi heli itu dari serangan musuh.
Di Indonesia, Heli jenis ini cukup banyak, diantaranya yaitu Heli NBell-412 serta Mi-17 yang keduanya adalah punya TNI AD. Pada kategori ini, manfaat heli lebih diutamakan pada kekuatan membawa pasukan dalam jumlah yang banyak. Sedang Heli Serang yaitu heli yang dikhususkan untuk menyerang musuh dengan senjata yang mematikan, hingga heli ini lebih mementingkan kekuatan membawa senjata yang banyak di banding membawa pasukan.
Di Indonesia, Heli jenis ini tak sejumlah Heli Serbu, di mana Heli Serang terhebat yang dipunyai TNI AD sekarang ini yaitu 5 unit Mi-35 Hind E. Tetapi seperti saya katakan terlebih dulu kalau Mi-35 Hind E bukanlan Heli Serang Murni, lantaran terkecuali dapat mempunyai senjata yang mematikan, Heli ini dapat juga mengangkut pasukan bersenjata lengkap (meskipun jumlah pasukan yang dapat dibawa lebih sedikit dari Mi-17 v5).

1. Helikopter MI-35 Hind E



Helicopter MI 35
Helicopter MI 35
TNI AD sebagai pengguna Helikopter ini tentunya juga telah memikirkan hal semacam ini. Karenanya bersamaan dengan kehadiran armada helikopter tempur Mi-35P dari Rusia yang melengkapi Skadron 31/Serbu Penerbad pada tahun 2010, juga memasukkan paket senjata rudal anti tank. Mi-35P yang dikenal juga sebagai APC terbang yang dikarena kekuatan Mi-35 Hind E ini membawa 8 pasukan bersenjata komplit.
Mi-35 Hind E ada melengkapi Skuadron 31 dengan persenjataan yang cukup garang, seperti roket S-8 kaliber 80mm, pelontar chaff/flare, kanon standard GSh-30-2 kaliber 30mm serta rudal anti tank AT-9 Spiral-2. Senjata yang dipunyai Mi-35 Hind E punya TNI AD cukup gahar, terlebih rudal Anti Tank AT-9 Spiral-2 yang bakal jadi senjata menakutkan untuk musuh yang dilengkapi Tank sekalipun.
Sama dengan penamaan rudal anti tank AT-5, nama rudal AT-9 juga merupakan nama yang didapatkan dari pihak NATO. Rudal ini cukup unik, lantaran manfaatnya sebagai rudal anti tank yang umumnya di luncurkan dari darat, tetapi AT-9 Sprial-2 ini yaitu rudal anti Tank yang sengaja di rancang untuk basis peluncuran dari udara.
Rudal anti tank AT-9 dapat disebutkan adalah rudal anti tank yang masih gress, lantaran negara produsennya Rusia sendiri baru mulai menjalankan rudal ini pada tahun 1990-an. Rudal AT-9 ini didesign dengan melakukan pengembangan dari versi sebelumnya, AT-6 Spiral, dengan penyempurnaan pada segi akurasi, kecepatan, serta jangkauan. Sistem pemandu rudal AT-9 Spiral-2 ini yaitu SACLOS (Semi Automatic Command to Line of Sight), di mana operator mesti membidik tujuan hingga rudal berhasil mengenai target, jalur kendalinya berbentuk tanda radio.
Dalam pola pengoperasiannya, pilot serta juru tembak harus sama-sama mengarahkan helikopter ke arah target sampai rudal tepat tiba di tujuan. Tetapi versi paling baru dari rudal ini telah dapat melakukan tembakan fire and forget. Rudal Anti Tank AT-9 Spiral-2 ini sesungguhnya mempunyai sebagian versi yang tidak sama sesuai dengan fungsi serta kegunaannya dalam operasi militer.
Masing-masing versi memiliki kelebihan masing-masing. Salah satunya yaitu jenis Anti Tank dengan tandem HEAT (High Explosive Anti Tank), yaitu AT-9 yang dilengkapi proyektil peledak dengan dua tahap peledakan. Rudal AT-9 versi Tandem HEAT ini memanglah dikhususkan untuk menghancurkan kendaraan berlapis baja, termasuk juga MBT (main battle tank). Kemungkinan AT-9 yang dimiliki TNI AD yaitu versi ini, tetapi kebenarannya belum dapat dikonfirmasi. Type ke-2 dari Rudal ini yaitu AT-9 versi 9M120F yang dilengkapi dengan hulu ledak thermobaric.
Pada rudal dengan thermobaric ini, peledak bakal menghasilkan gelombang ledakan dengan durasi yang lebih lama, yang biasanya dengan sebutan ” airfuel bomb “. Dampak ledakan yang lama ini ditujukan untuk melibas pasukan infantri, hingga bisa menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar. Thermobaric memakai oksigen serta udara dalam peledakannya hingga begitu cocok untuk menghajar tujuan infantri yang bersembunyi didalam terowongan, gua, atau bunker.
Rudal jenis ini sepertinya memang dikhususkan sebagai rudal anti infantry. Tetapi tak ada kejelasan apakah TNI AD juga mempunyai rudal jenis ini. Jenis ketiga dari rudal AT-9 ini yaitu AT-9 versus 9A220O yang dilengkapi dengan hulu ledak expanding rod yang disebut satu amunisi khusus yang memakai pola fragmentasi ledakan annular. Jenis ketiga ini dikhususkan sebagai rudal untuk menghancurkan tujuan berbentuk helicopter lain. Rudal ini dilengkapi sistem laser sebagai penentu keauratan termbakannya. Tetapi, rudal jenis ini juga belum terang apakah dipunyai TNI AD atau tidak.

2. Helicopter Nbell-412



Helicopter Nbell 412
Helicopter Nbell 412
NBell-412 Penerbad produksi PT Dirgantara Indonesia dari lisensi Bell Helicopter Textron. Penerbad mulai memakai NBell-412 mulai sejak tahun 1984 dengan varian NBell-412 SP (Special Performace), lalu berlanjut ke varian NBell-412 HP (High Performance) di dekade 90-an, serta terakhir diperkuat varian NBell-412 EP (Enhanced Performace). Dilihat dari labelnya, sejatinya heli-heli di atas adalah varian sipil dari Huey serta dihadirkan tanpa senjata terpasang.
Heli Bell 412 EP adalah penyempurnaan dari jenis sebelumnya ayakni Bell-41 HP (High Performance) serta Bell 412 SP (Special Performance).
Mesinnya didesain untuk melakukan operasi senyap saat siang serta malam. Memiliki Kemampuan pengangkut 15 penumpang. Dilengkapi dengan turbin serta sistem four blade rotor.
Helicopter ini mempunyai dua varian, ada yang memang khusus untuk militer serta ada yang ditujukan untuk sipil. Khusus untuk sipil, umumnya Heli ini digunakan untuk misi kemanusiaan seperti evakusi bencana alam.
Sekarang ini populasi NBell-412 Penerbad TNI AD terbagi dalam 14 unit NBell-412 SP, 14 unit NBell-412 HP, serta 16 unit NBell-412 EP. Distribusi ke-44 unit heli itu dipercayakan pada Skadron 11/Serbu di Semarang, Jawa Tengah yang menjalankan Bell 205 A-1 serta NBell-412 SP/HP, lalu Skadron 12/Serbu di Waytuba, Lampung yang menjalankan jenis NBell-412 EP.
Sebagai heli sipil yang dipersenjatai, adopsi senjata pada Bell 205 A-1 serta NBell-412 TNI AD dapat dikatakan serupa. Melalui pengembangan yang dikerjakan didalam negeri, kedua helikopter dapat dipersenjatai, dari mulai doorgun memakai FN-Herstal MAG 58 kaliber 7, 62 mm, sampai peluncur roket FFAR (Folding Fins Air Rockets) jenis T. 905 kaliber 2, 75 inchi. Walau saat datang tak dibekali kokpit NVG (night vision goggles) capable, tetapi mulai sejak masa 1990-an semuanya varian huey TNI AD bisa diterbangkan dalam operasi militer oleh pilot yang memakai NVG.
Sekilas pandang, tak ada ketidaksamaan yang mencolok dari sisi penampilan di antara ketiga varian NBell-412. Ketidaksamaan antar varian lebih diutamakan pada adopsi mesin yang tidak sama. NBell-412 SP (Special Performace) yang memakai mesin PT63-BF, NBell-412 HP (High Performance) yang memakai mesin PT63-BE, serta yang terbaru NBell-412 EP (Enhanced Performace) yang mengusung mesin twin turbine Pratt & Whitney PT63-D.
Perbedaan mesin sudah barang pasti membawa dampak pada kemampuan, kecepatan, serta kekuatan jelajah. Khusus di NBell-412 EP ditambahkan kemampuan dual digital automatic control flight sistem serta penambahan kemampuan tail rotor. Sementara untuk jumlah awak tetaplah empat orang (pilot, kopilot serta dua gunner untuk door gun). Dalam keadaan standar, heli ini bisa membawa 11 penumpang dengan senjata komplit. Sebagai fitur tambahan di NBell-412 EP, ada bekal teknologi autopilot serta radar cuaca. Bahkan juga, NBell-412 EP yang dihibahkan dari Pemprov Kalimantan Timur miliki kekuatan lebih dari yang lain. Dengan pekerjaan untuk patroli perbatasan, heli ini dibekali piranti FLIR (Forward Looking Infra Red).
Dikutip dari PT Dirgantara Indonesia berikut spesifikasi lengkapnya:
Panjang : 17,1 meter
Tinggi : 4,6 meter
Lebar : 2,5 meter
Ketinggian maks : 6.094 meter
Main rotor blades : 4
Tail rotor blades : 2
Main rotor diameter : 14 meter
Mesin : 2 x Pratt & Whitney PT6T-D
Kecepatan Max: 259 Km/jam
Jangkauan : 745 Km
Durasi terbang: 3,7 jam

3. Helicopter Apache AH 64E Guardian



Helicopter Apache
Helicopter Apache
Indonesia pesan delapan helikopter serang Apache AH 64E Guardian ke pabrikan Boeing, Amerika Serikat (AS). Helikopter itu ditargetkan datang bertahap mulai tahun ini sampai 2018.
Pembelian dengan nilai $ 1,4 miliar ini, termasuk penjualan empat Kontrol radar Longbow APG-78, serta paket persenjataan termasuk juga 120 rudal udara ke darat Hellfire Lockheed martin AGM-114, ditambah paket pelatihan awak serta support.
Helikopter AH-64E Guardian memanglah sudah ditingkatkan kemampuannya, termasuk juga : improved digital connectivity, Joint Tactical Information Distribution Sistem, mesin T700-GE-701D yang lebih powerfull with upgraded face gear transmission to accommodate more power.
Baling baling komposite yang baru meningkatkan kecepatan jelajah, climb rate, serta kekuatan membawa beban. AH-64E dilengkapi new self-diagnostic abilities serta Link-16 data-links. Radar Longbow yang sudah diupdate membuatnya dapat dipakai untuk naval strikes. Helikopter ini dapat juga mengusung radar AESA. Helikopter AH-64 E sesuai untuk maritime operations.
Helikopter ini mempunyai extended-range fuel tanks yang mengakibatkan meningkatnya jarak tempuh serta endurance. AH-64E memiliki L-3 Communications MUM-TX datalink yang berkomunikasi lewat frekuensi C, D, L, serta Ku band, untuk transmit serta terima data atau video dari semuanya UAV yang diterbangkan.
Itulah helikopter tempur yang dimiliki oleh TNI. Alutsista tersebut juga di tugaskan untuk menjaga kedaulatan Republik Indonesia.

Sumber:
https://www.seruni.id/pesawat-tempur-milik-indonesia/