Jumat, 24 Maret 2017

Tugas Ilmu Budaya Dasar

                               BAB I

Orientasi Nilai Budaya


Orientasi Nilai Budaya - Sistem nilai budaya dalam masyarakat di mana pun di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
  • Hakikat hidup manusia (MH).
    Hakikat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrem, ada yang berusaha untuk memadamkan hidup (nirvana = meniup habis), ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik, “mengisi hidup”.
  • Hakikat karya manusia (MK).
    Setiap kebudayaan hakikatnya berbeda-beda, di antaranya ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
  • Hakikat waktu manusia (MW).
    Hakikat untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau yang akan datang.
  • Hakikat alam manusia (MA).
    Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, ada pula kebudayaan yang beranggapan bahwa manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
  • Hakikat hubungan manusia (MM).
    Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan individualistis (menilai tinggi kekuatan sendiri) untuk memudahkan memahami sistem nilai budaya ini, secara terinci kerangka Kluckhohn dapat dipelajari.

Sistem nilai budaya merupakan abstraksi dari adat-istiadat dari yang merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga suatu masyarakat. Lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya ini sangat berharga dan maha penting dalam hidup sehingga berfungsi sebagai pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan warga masyarakat (Koentjaraningrat, 1980).

Penelitian mengenai makna hidup dan makna kerja telah di lakukan tahun 1987 di lima komunitas masyarakat Indonesia, yaitu Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Bali. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa ada tiga pandangan dasar tentang makna hidup, yaitu:

(1) hidup untuk bekerja,
(2) hidup untuk beramal, berbakti, dan
(3) hidup untuk bersenang-senang.

Sebanyak 89,1% berpandangan bahwa hidup ialah untuk bekerja, sisanya berpandangan bahwa hidup itu untuk beramal dan bekerja. Untuk makna kerja di peroleh hasil bahwa kerja itu:

(1) untuk mencari nafkah dan mempertahankan hidup,
(2) untuk anak-cucu,
(3) untuk kehormatan,
(4) untuk kepuasan dan kesenangan,
(5) untul amal ibadah.

Makna kerja untuk mencari nafkah mencapai 79,3%, dan untuk anak-cucu 63,7% (Buchori dan Wiladi, 1982).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hakikat hidup sudah mempunyai pandangan hidup itu baik (meminjam konsep Kluckhohn). Demikian pula hakikat kerja (karya) berpandangan bahwa karya itu nafkah hidup dan kehormatan ( meminjam konsep Kluckhohn). Karna penghayatan agama yang mendalam, ada juga yang berpandangan bahwa hidup dan kerja itu untuk beramal. Pandangan semacam ini, menunjukkan terarah kepada diri sendiri, tidak berorientasi ke luar. Pandangan semacam ini sering di sebut stoic: gelap, keras, dan suram, sebagai akibat kecenderungan untuk berputar-putar dalam dirinya sendiri (Buchori dan Wiladi, 1982).

Sumber :
Ilmu Budaya Dasar
Dr. M. Munandar Soelaeman
Refika Aditama
Cetakan 10
2007



BAB 2. Manusia dan Budaya


Manusia Dan Budaya

4 unsur dalam diri manusia :

1.       Jasad : Badan yang tampak, dapat diraba, dan menempati ruang dan waktu

2.       Hayat : Mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak

3.       Ruh : Daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran

4.       Nafs : Dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri

Manusia Sebagai Satu Kepribadian Mengandung Tiga Unsur

·         ID, kepribadian yang primitive dan tidak nampak yang merupakan libido murni

·         EGO, kepribadian eksekutif yang peranannya dalam menghubungkan energi ID dalam saluran social yang dapat dimengerti orang lain.

·        SUPER EGO, muncul sekitar umur 5 tahun; ID dan EGO berkembang secara internal dalam diri individu; super ego terbentuk dari lingkungan eksternal yang merupakan kesatuan standar-standar moral

Hakikat Manusia

·         Makhluk ciptaan TUHAN yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu-kesatuan utuh

·         Makhluk ciptaan TUHAN yang sempurna, disbanding makhluk yang lain, missal:

Perasaan Intelektual            Perasaan Diri

Perasaan Estetis                  Perasaan Sosial

Perasaan Etis                      Perasaan Religius          

·         Makhluk biokultural, ya’ni makhluk hayati yang budayawi

·         Makhluk ciptaan TUHAN yang mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.

Pengertian Kebudayaan

“ Manifestasi kehidupan atau cara berfikir manusia ya’ni semua hasil karya, rasa, cipta yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, serta kebiasaan yang didapatnya sebagai anggota masyarakat.”

 Unsur Kebudayaan

·         Menurut Melvine J. Herkovits : alat teknologi, system ekonomi, keluarga dan kekuatan politik

·         Menurut Bronislaw Malinowski : system norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan dan organisasi masyarakat.

·         Menurut C. Kluckhon, unsur kebudayaan universal adalah

  1. Sistem Religi
  2. Sistem Organisasi Kemasyarakataan
  3. Sistem Pengetahuan
  4. Sistem Mata Pencaharian
  5. Sistem Teknologi Dan Peralatan
  6. Bahasa
  7. Kesenian
Wujud Kebudayaan

·         Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia

·         Kompleks aktivitas

·         Wujud sebagai benda

Orientasi Nilai Budaya

·         Hakikat Hidup Manusia : setiap kebudayaan berbeda secara Ekstern

·         Hakikat Karya Manusia : setiap kebudayaan berbeda-beda untuk hidup, kedudukan, gerak hidup untuk berkarya

·         Hakikat Waktu Manusia : berbeda dalam orientasi masa lampau atau masa kini

·         Hakikat Alam Manusia : manusia mengekplotasi alam, harmonis dengan alam atau menyerah kepada alam

·         Hakiakat Hubungan Manusia : mementingkan hubungan antar manusia baik vertical/horizontal, ada pula berpandangan individualis

Perubahan Kebudayaan

Sebab dari dalam diri masyarakat dan kebudayaannya sendiri, missalnya perubahan

1.       Jumlah dan komposisi penduduk

2.       Sebab perubahan lingkungan dan fisik alam tempat mereka hidup

Faktor Yang Mempengaruhi Diterimanya Suatu Unsure Kebudayaan Baru

1.       Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak

2.       Pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan

3.       Corak struktur sosial suatu masyarakat

4.       Adanya unsur kebudayaan yang telah menjadi landasannya sebelumnya

5.       Dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh masyarakat

 Kaitan Manusia Dan Budaya

Manusia sebagai perilaku kebudayaan ya’ni dapat dipandang setara yang dinyatakan sebagai dialektis, proses dialektis tercipta melalui tiga tahap:

·         Eksternalisasi, proses manusia mengekspresikan dirinya dalam membangun dunianya

·         Obyektivitas, proses msyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia

·         Internalisasi, proses masyarakat disergap kembali oleh manusia, ya’ni manusia ang mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dapat idup dengan baik

0 komentar:

Posting Komentar